Upaya untuk membuat peta komprehensif seluruh sel manusia telah mengalami kemajuan besar. Para peneliti yang terkait dengan Human Cell Atlas (HCA), sebuah konsorsium ilmiah global, telah merilis lebih dari 40 penelitian yang merinci kemajuan penting dalam memetakan 37 triliun sel yang membentuk tubuh manusia. Temuan ini, yang diterbitkan pada tanggal 20 November di jurnal Nature, berfokus pada sel-sel yang ditemukan di organ seperti paru-paru, kulit, dan otak, serta mengidentifikasi alat komputasi canggih untuk menganalisis kumpulan data besar.
Proyek ini bertujuan untuk membuat profil sel dari beragam populasi di seluruh dunia untuk menentukan fungsi unik, lokasi, dan interaksinya pada berbagai tahap kehidupan. Data telah dikumpulkan dari 100 juta sel yang berasal dari lebih dari 10.000 individu di lebih dari 100 negara. Pada tahun 2026, para peneliti berencana untuk menyajikan rancangan pertama atlas tersebut, dan versi masa depan diharapkan mencakup miliaran sel.
Temuan rinci di seluruh tubuh
Di antara yang terakhir Hasil Ini adalah peta seluler komprehensif dari sistem pencernaan, dari kerongkongan hingga usus besar. Penelitian ini, berdasarkan data dari 190 orang, mengungkap jenis sel yang bertanggung jawab atas penyakit inflamasi seperti penyakit Crohn dan kolitis ulserativa. Profesor Itai Yanai dari NYU Langone Health mencatat bahwa sel-sel ini kemungkinan besar memicu respons imun, sehingga berkontribusi terhadap peradangan pada jaringan yang sakit.
Penelitian lain telah menjelaskan perkembangan awal manusia, termasuk wawasan tentang pembentukan kerangka selama kehamilan dan kondisi seperti craniosynostosis. Peta yang membandingkan perkembangan otak janin dengan organoid otak yang dikembangkan di laboratorium juga menyoroti keakuratan model ini, yang meniru aktivitas otak manusia hingga trimester kedua kehamilan.
Implikasinya bagi penelitian medis
Temuan ini mempunyai implikasi terhadap penemuan obat dan pemahaman penyakit. Aviv Regev, salah satu ketua HCA, menyamakan pekerjaan ini dengan kemajuan teknologi pemetaan, dengan mengatakan: “Kami telah beralih dari peta yang sederhana dan mendasar ke sesuatu yang sedetail Google Maps.” Namun, dia mengakui adanya pekerjaan signifikan yang harus dilakukan untuk menyelesaikan proyek ambisius ini.
itu riset Penelitian ini telah menghasilkan penemuan-penemuan inovatif, termasuk identifikasi jenis sel paru-paru baru dan wawasan tentang jaringan yang rentan terhadap virus COVID-19. Para ilmuwan bertujuan untuk terus menyempurnakan peta ini, menggunakan organoid dan metode lain untuk mengungkap biologi manusia dan mekanisme penyakit.