Sebuah laporan bertajuk India’s Climate Change Outlook (2021-2040) memperingatkan dampak serius terhadap iklim, ekonomi, dan ketahanan pangan India dalam beberapa dekade mendatang. Kumpulan data iklim baru telah diterbitkan oleh Universitas Azim Premji. Laporan ini mengidentifikasi potensi skenario iklim dan mendesak para pembuat kebijakan, pendidik, dan LSM untuk mengembangkan strategi yang dapat mengatasi tantangan-tantangan ini secara efektif. Temuan-temuan tersebut menunjukkan peningkatan suhu, intensitas monsun, dan perubahan pola curah hujan, yang semuanya dapat berdampak signifikan terhadap kesehatan, pertanian, dan mata pencaharian di daerah pedesaan.
Kenaikan suhu di seluruh skenario
itu sebuah laporan Laporan tersebut memperkirakan bahwa pada tahun 2057, suhu tahunan maksimum di India dapat meningkat sebesar 1,5°C jika skenario emisi sedang. Namun, jika diterapkan pada jalur emisi tinggi, ambang batas ini dapat terlampaui satu dekade sebelumnya, yaitu pada tahun 2043.
Jalur Emisi Rendah (SSP2-4.5) menunjukkan bahwa 196 wilayah akan mengalami kenaikan suhu maksimum di musim panas setidaknya sebesar 1°C, dengan Leh diperkirakan akan mengalami peningkatan terbesar sebesar 1,6°C. Sementara itu, pada kondisi emisi tinggi (SSP5-8.5), peningkatan serupa diperkirakan akan terjadi di 249 wilayah, dimana 17 wilayah di antaranya, Termasuk Wah, suhunya melebihi 1,5 derajat Celcius saat musim panas.
Suhu minimum musim dingin juga diperkirakan akan meningkat secara signifikan, dengan wilayah seperti Angau di Arunachal Pradesh kemungkinan akan mengalami kenaikan 2,2 derajat Celcius karena emisi yang tinggi.
Pergeseran curah hujan dan aktivitas musiman
Pola curah hujan diperkirakan akan sangat bervariasi. Negara bagian barat seperti Gujarat dan Rajasthan mungkin mengalami peningkatan curah hujan tahunan sebesar 20-50%, sementara negara bagian timur laut seperti Arunachal Pradesh mungkin mengalami defisit hingga 15%. Musim hujan barat daya kemungkinan besar akan meningkat di wilayah barat, sedangkan musim hujan timur laut mungkin melemah, sehingga dapat memperburuk kondisi kekeringan di negara-negara bagian timur laut yang bergantung pada curah hujan.
Dampak terhadap pertanian dan ketahanan pangan
Laporan tersebut menyoroti potensi kerawanan pangan akibat gangguan musim hujan dan kenaikan suhu. Meningkatnya curah hujan yang tinggi di wilayah dataran tinggi seperti Ladakh dapat memicu tanah longsor, sementara kondisi seperti kekeringan di wilayah timur laut dapat mengancam pertanian tadah hujan.
Daerah pesisir mungkin mengalami suhu lembab melebihi 31°C, sehingga menimbulkan risiko kesehatan yang signifikan. Laporan ini berfungsi sebagai sumber daya penting untuk membentuk respons India terhadap tantangan iklim yang semakin meningkat.