Apa yang akan Anda lakukan jika ponsel Anda dicuri dan, alih-alih mengundurkan diri, Anda memutuskan untuk mencarinya sendirian? Hal itulah yang dilakukan Álex, seorang pemuda yang memutuskan untuk mengambil alih situasi setelah menjadi korban perampokan di negaranya sendiri. Namun bagian yang paling mengejutkan dari kisahnya bukan hanya fakta bahwa ia melakukan perjalanan ke Maroko untuk mencoba memulihkan ponselnya, namun pelajaran yang ia peroleh sepanjang petualangannya, yang ia bagikan. dalam video viral di TikTok yang menggerakkan ribuan orang.
Semuanya bermula ketika Álex, yang bekerja dengan telepon seluler, perangkatnya dicuri di kotanya. Sadar akan apa yang dipertaruhkan, dia mengaktifkan lokasi ponselnya untuk mencoba melacak keberadaannya. Setelah beberapa menit penyelidikan, dia menemukan ponselnya ada di Fez, Maroko. Mengingat pengungkapan ini, kebanyakan orang mungkin akan menelepon polisi atau membatalkan masalah ini, tetapi tidak dengan Alex. “Saya tidak berpikir dua kali,” katanya dalam videonya. “Saya melihat di mana dia berada dan memutuskan untuk mengejarnya.”
Maka, dengan tekad yang kuat, Álex naik pesawat dan terbang ke Fez, bersiap untuk mendapatkan ponselnya kembali. Sebuah isyarat yang, meski terkesan impulsif, sebenarnya adalah awal dari sebuah petualangan yang jauh lebih dalam dari yang dia bayangkan.
Setibanya di Fez, Álex tidak keluar sendirian. Sadar bahwa situasinya tidak akan mudah, ia menyewa taksi dan pemandu lokal untuk membimbingnya. “Hal pertama yang saya lakukan adalah menyewa pemandu lokal untuk membawa saya langsung ke tempat yang menurut saya dapat menemukan ponsel tersebut. Pemandu ini membawa saya ke tempat yang benar-benar nyata”, jelasnya dalam video tersebut.
bepergian ke Maroko untuk mendapatkannya kembali
“Pasar pencuri”, demikian Álex menyebutnya, adalah tempat pertukaran barang-barang curian, mulai dari barang elektronik hingga pakaian dan perhiasan. Meskipun mengetahui betapa berisiko dan berbahayanya tempat tersebut, Álex memasuki pasar dengan harapan dapat menemukan ponselnya.
“Saya bersumpah ini adalah tempat paling acak yang pernah saya kunjungi sepanjang hidup saya,” katanya sambil tertawa. Tempat itu penuh dengan pedagang kaki lima yang menjual berbagai macam produk, termasuk telepon seluler, ada yang baru dan ada yang bekas. Selama beberapa jam, Álex berjalan keliling pasar mencari ponselnya di antara barang curian. Namun, meskipun banyak sekali ponsel yang ia temukan, ia tidak dapat menemukannya.
Meskipun misi utamanya adalah memulihkan ponselnya, apa yang dialami Álex di Fez lebih dari sekadar perjalanan penyelamatan sederhana. Sepanjang pencariannya, ia tidak hanya menghadapi kenyataan pasar gelap, tetapi juga menyaksikan kehidupan masyarakat yang menghuni kota tersebut.
“Di pasar itu saya melihat banyak hal dan bertemu orang-orang luar biasa”, kata Álex dalam pernyataannya. “Pada akhirnya, saya tidak menemukan ponsel saya, namun saya menemukan sesuatu yang jauh lebih berharga: sebuah jendela menuju gaya hidup yang benar-benar berbeda dari yang biasa kita lakukan. Fez adalah kota yang indah, penuh sejarah, budaya, dan masyarakatnya yang ramah. .”
“Saya tidak menutup kemungkinan untuk kembali”
Álex menyoroti bagaimana, terlepas dari situasinya, pengalaman tersebut memungkinkan dia untuk memahami realitas yang berbeda, di mana kehidupan dan nilai-nilai masyarakat sangat berbeda dengan lingkungannya sendiri. “Meski pencariannya tidak berhasil, pencarian itu membawa saya ke tempat dan pengalaman luar biasa yang tidak akan pernah saya alami jika saya tidak membuat keputusan itu,” kenangnya.
Pada akhirnya, meskipun ia tidak dapat memulihkan teleponnya, Álex tidak melihat petualangannya sebagai sebuah kegagalan. “Saya tidak menutup kemungkinan untuk kembali,” katanya sambil tersenyum. Perjalanan ini tidak hanya meninggalkan kenangan dan pelajaran baginya, namun juga memberinya kesempatan untuk mengapresiasi kota Fez dan masyarakatnya, sebuah pengalaman yang tidak ia rencanakan namun ternyata jauh lebih kaya dari yang diharapkannya.