Para ilmuwan mengkonfirmasi keberadaan empat spesies king kobra yang berbeda setelah 188 tahun penuh misteri

Sebuah penelitian telah mengkonfirmasi bahwa king cobra yang terkenal, yang sebelumnya dianggap sebagai satu spesies, sebenarnya adalah kelompok yang terdiri dari empat spesies terpisah. Penemuan ini mengakhiri misteri yang membingungkan para ilmuwan selama lebih dari 188 tahun. Temuan baru ini mewakili kemajuan besar dalam memahami ular berbisa terpanjang di dunia. Selama hampir dua abad, king kobra dianggap termasuk dalam satu spesies: Ophiophagus hanna.

hasil baru, diterbitkan Dalam European Journal of Taxonomy pada 16 Oktober, ia mengklaim bahwa para ilmuwan mulai mempertanyakan asumsi ini karena perbedaan yang diamati pada karakteristik fisik ular, termasuk pola warna, di berbagai wilayah. Pada tahun 2021, penelitian genetika telah mengungkapkan garis keturunan genetik yang berbeda di antara populasi royal cobra. Studi terbaru yang dipimpin oleh Gauri Shankar Bugiri, pendiri Kalinga Foundation dan direktur Kalinga Center for Rainforest Ecology, menggabungkan hasil genetik dengan ciri fisik spesimen museum untuk mengidentifikasi keempat spesies tersebut.

Empat spesies yang baru diidentifikasi

Empat spesies yang baru dikenali tersebut antara lain ular kobra Utara (O. hannah), ular kobra Sunda (Ophiophagus bungarus), ular kobra Ghat Barat (Ophiophagus kaalinga), dan ular kobra Luzon (Ophiophagus salvatana). Raja kobra utara adalah Ditemukan tersebar di India bagian utara, Myanmar dan Indochina, sedangkan spesies Sunda berasal dari Semenanjung Malaya dan beberapa pulau. King Cobra Ghats Barat ditemukan secara eksklusif di Ghats Barat India, dan King Cobra Luzon terletak di Filipina utara.

Peneliti Perhatikan juga pola dan karakteristik tubuh yang unik di antara spesies-spesies ini. Misalnya, king cobra Sunda sering kali tidak memiliki garis-garis atau memiliki garis-garis sempit pucat dengan tepi gelap, sedangkan king cobra Ghats Barat memiliki garis-garis tanpa garis tepi gelap. Luzon King Cobra dapat dikenali dari garis tubuhnya yang pucat dan bersudut.

Implikasi untuk penelitian racun

Penemuan keempat spesies ini mempunyai implikasi penting bagi penelitian antivenom. Karena semua spesies king kobra berbisa, hal ini dapat mengarah pada pengembangan antivenom yang lebih bertarget, yang disesuaikan dengan racun spesifik setiap spesies di wilayah spesifiknya. Para ilmuwan, termasuk Bugiri, berpendapat bahwa mungkin masih ada spesies yang belum ditemukan, terutama di pulau-pulau terpencil, dan penelitian masih berlangsung.

Sumber