Bagi banyak orang, James Taylor merupakan perwujudan pola dasar penulis lagu yang sederhana. Nyanyiannya yang halus dan khas menunjukkan keramahan dan kebijaksanaan. Hal ini telah membantunya mendapatkan posisi unik di antara rekan-rekannya dan juga membantunya meraih kesuksesan di tangga lagu pop selama bertahun-tahun.
Kualitas di atas terkadang menutupi kedalaman liriknya dan soliditas melodinya, belum lagi kemampuannya yang kurang dihargai sebagai penyanyi materi orang lain. Semua kekuatan yang beragam ini muncul dalam lima lagu ini, yang merupakan lagu terbesar mereka di AS
5. “Kotanya Juga” (No. 11, 1981)
Ketika booming MTV di tahun 80-an benar-benar terjadi, selalu sulit bagi penyanyi-penulis lagu yang lebih mengandalkan substansi daripada flash untuk mengambil sikap komersial arus utama. “Her Town Too” muncul tepat sebelum puncak era itu, memberi Taylor satu kenaikan terakhir di tangga lagu pop. Dia merekrut J.D. Souther untuk membantunya menyanyikannya sebagai duet. Taylor dan Souther ikut menulis lagu ini bersama gitaris Waddy Wachtel, dan ketiganya menampilkan studi karakter melankolis yang berkelok-kelok, tidak berbeda dengan apa yang Anda harapkan dari sahabat karib Souther’s Eagles.
4. “Betapa Manisnya (Dicintai olehmu)” (No. 5, 1975)
Selain menjadi penulis lagu kelas satu, Taylor telah berkali-kali membuktikan bahwa dia adalah seorang penerjemah yang hebat. Rahasianya: Dia menyanyikan setiap lagu yang dia cover seperti James Taylor. Ini mungkin tampak jelas, tetapi kita semua dapat menyebutkan beberapa kesalahan yang dilakukan oleh seniman yang mencoba mencocokkan cita rasa karya aslinya alih-alih menjadi diri mereka sendiri. Satu hal yang diambil Taylor terlihat jelas dalam versi asli Marvin Gaye: sifat nyanyiannya yang santai. Lagipula, ini adalah lagu tentang seseorang yang menyadari betapa beruntungnya mereka, jadi tidak boleh ada rasa cemas dalam gambarannya.
3. “Pekerja” (No. 4, 1977)
Meskipun “How Sweet It Is” adalah pilihan yang cukup jelas untuk menampilkan Taylor, tidak ada versi populer lainnya dari lagu ini yang cocok dengan gaya Sweet Baby James saat Anda mendengarnya. Baik film Jimmy Jones tahun 1959 yang riuh maupun versi Del Shannon tahun 1964 yang mempesona memberikan kesan bahwa orang-orang ini berusaha meyakinkan gadis ini bahwa mereka siap untuk membuatnya bahagia. Ketika Taylor memainkan peran “pria praktis”, dia tampak begitu santai sehingga hampir pasti dialah orang yang tepat untuk pekerjaan itu.
2. “Api dan Hujan” (No. 3, 1970)
Alih-alih bisa menikmati berkah menjadi penemuan besar pertama The Beatles, masalah pribadi Taylor justru diperburuk oleh tekanan situasi. Dia melepaskan semua itu dari bahunya dalam “Fire and Rain.” Yang mengesankan di sini adalah caranya membuat berbagai referensi, hampir seperti lelucon tanpa bagian lucunya, menyatu menjadi sesuatu yang akan menyentuh penonton yang tidak tahu apa-apa tentang detail di balik kata-katanya. Gaya vokalnya kembali berperan dalam pengaruh lagu tersebut. Alih-alih terdengar seperti dia merobek pakaiannya karena ketidakadilan yang terjadi, dia malah meremehkannya, yang justru lebih menghancurkan.
1. “Kamu Punya Teman” (No. 1 1971)
Agak aneh cerita bagaimana Taylor berhasil mencapai nomor satu dengan lagu yang penulis lagunya (Carole King) rilis hampir bersamaan. Versi King sendiri sekarang dianggap klasik, tetapi tidak sebagus versi Taylor pada saat itu. Yang lebih aneh lagi, Taylor mengklaim bahwa King menulisnya sebagai semacam lagu respons terhadap “Fire and Rain” milik Taylor dari tahun sebelumnya. Tentu saja itu semua hal sepele. Yang penting adalah Taylor merupakan sistem yang baik dalam menyampaikan pesan King, dan menjadi pelipur lara bagi mereka yang berada dalam situasi yang paling mengerikan.
Saat Anda membeli melalui tautan di situs kami, kami dapat memperoleh komisi afiliasi.
Foto oleh Ross Marino/Getty Images