Penguasa militer Guinea, Mamadi Doumbouya, menaikkan pangkat dirinya menjadi jenderal angkatan darat saat negara itu merayakan pembentukan angkatan bersenjatanya pada hari Jumat.
Doumbouya (43 tahun) mengambil alih Guinea pada September 2021 setelah memimpin kudeta yang menggulingkan Presiden Alpha Conde saat itu, yang sebelumnya ditugaskan untuk melindunginya sebagai kepala unit keamanan khusus.
Doumbouya, yang telah mengangkat dirinya ke pangkat letnan jenderal pada bulan Januari, juga menganugerahi dirinya sendiri Salib Agung Ordo Nasional Collataire, penghargaan tertinggi di Guinea.
Ia mengatakan bahwa penghargaan ini diberikan sebagai pengakuan atas upaya berkelanjutannya untuk meningkatkan kohesi sosial dan kerja sama antar masyarakat.
Junta militer, yang pada awalnya menjanjikan transisi cepat ke pemerintahan sipil, kini mengingkari janji tersebut, tanpa batas waktu yang jelas untuk kembali ke pemerintahan demokratis.
Para pendukung Doumbouya telah menyarankan agar ia mencalonkan diri sebagai presiden setelah pemilihan umum sipil akhirnya diadakan, meskipun junta pada awalnya berkomitmen untuk mundur.
Pemerintahan Doumbouya mendapat kritik atas tindakan kerasnya terhadap oposisi politik, dengan para pemimpin oposisi ditangkap, dipaksa diasingkan, atau menghadapi tuntutan hukum.
Guinea terus berjuang melawan kemiskinan meskipun kaya akan sumber daya alam, karena masih berada di bawah pemerintahan otoriter.
Doumbouya adalah salah satu dari beberapa pemimpin militer yang merebut kekuasaan di Afrika Barat sejak tahun 2020, bergabung dengan barisan pemimpin kudeta di Mali, Burkina Faso dan Niger, ketika wilayah tersebut bergulat dengan ketidakstabilan politik dan dominasi militer.