Badan antariksa Korea Selatan pada hari Jumat mengumumkan rencana untuk meluncurkan corona matahari ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dalam misi kerja sama dengan NASA. Dikembangkan sebagai bagian dari Eksperimen Diagnostik Koronal (CODEX), instrumen ini dirancang untuk mengamati dan mengumpulkan data tentang korona Matahari dan angin matahari serta aliran partikel bermuatan yang mengalir dari atmosfer luar Matahari. Perangkat CODEX dijadwalkan diluncurkan dengan roket Falcon 9 SpaceX dari Kennedy Space Center di Florida pada hari Senin, kantor berita Yonhap melaporkan.
Proyek bilateral untuk mempelajari atmosfer matahari
Proyek CODEX mewakili kolaborasi yang sangat penting antara Korea Aerospace riset Institute (KASA) dan NASA, di mana CODEX mewakili pencapaian terobosan sebagai coronagraph pertama di dunia yang dilengkapi alat untuk mengukur suhu, kecepatan, dan kepadatan dalam angin matahari. Setelah berada di ISS, CODEX akan dipasang pada pembawa logistik cepat stasiun tersebut, memungkinkan pengamatan energi matahari selama kurang lebih 55 menit dalam setiap 90 menit orbit mengelilingi Bumi. Data ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman para peneliti tentang angin matahari, yang dapat membantu upaya prakiraan cuaca luar angkasa.
Perluasan kerja sama Korea Selatan dengan NASA
Seiring dengan proyek Codex, Korea Selatan dan Amerika Serikat telah memperluas kemitraan mereka dalam eksplorasi ruang angkasa. KASA dan NASA menandatangani pernyataan kerja sama yang berfokus pada inisiatif penelitian termasuk program eksplorasi bulan Artemis. Keterlibatan KASA dalam proyek Artemis mencakup studi tentang eksplorasi Bulan yang berkelanjutan dan kemajuan persiapan misi Mars. Dengan perjanjian ini, Korea Selatan menjadi negara kelima yang secara resmi bekerja sama dengan NASA dalam inisiatif tersebut.
Perintisan kajian dan kemajuan teknologi
Dalam kerangka perjanjian ini, Korea Selatan dan Amerika Serikat akan bekerja sama dalam berbagai studi kelayakan terkait pendarat bulan, serta kemajuan dalam sistem pendukung komunikasi, navigasi, dan astronot. Selain itu, upaya kolaboratif akan mencakup ilmu permukaan bulan, energi otonom, sistem robotik, dan operasi luar angkasa yang berkaitan dengan Bulan—wilayah antara Bumi dan Bulan.