Netanyahu: Israel siap menerapkan perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan kesiapan negaranya untuk melaksanakan perjanjian gencatan senjata dengan Lebanon.

Utusan AS Brett McGurk dan Amos Hochstein mengunjungi Israel pada hari Kamis dalam upaya baru untuk mengamankan gencatan senjata di Lebanon dan Gaza.

Kantor Netanyahu mengutip pernyataannya yang mengatakan kepada utusan Amerika, “Masalah utamanya bukanlah dokumen perjanjian ini atau itu, melainkan kemampuan dan tekad Israel untuk melaksanakan perjanjian tersebut dan menggagalkan segala ancaman terhadap keamanannya dari Lebanon.”

Komentar Netanyahu muncul tak lama setelah Hizbullah menyerang kota Metulla di Israel utara, menewaskan lima orang, termasuk seorang petani Israel dan empat pekerja asing.

Upaya diplomatik tersebut dilakukan di tengah meningkatnya pertempuran antara Israel dan Hizbullah yang didukung Iran, yang terjadi bersamaan dengan perang Israel di Gaza melawan militan Hamas yang telah menghancurkan wilayah kecil tersebut dan menyebabkan krisis kemanusiaan.

Sementara itu, Israel mengebom wilayah sekitar kota Baalbek di timur negara itu, pada hari Kamis, untuk hari kedua berturut-turut setelah mengeluarkan pemberitahuan evakuasi. Pada hari Rabu, mereka melancarkan serangan udara intensif yang menargetkan Hizbullah di dalam dan sekitar kota, yang terkenal dengan kuil Romawinya.

Para pejabat di Beirut juga mengatakan bahwa serangkaian serangan Israel menyebabkan terbunuhnya enam petugas kesehatan di Lebanon selatan.

Sementara itu, Hizbullah mengatakan pihaknya melancarkan beberapa serangan roket dan artileri terhadap pasukan Israel di dekat kota selatan Khiam pada hari Kamis, pertempuran hari keempat berturut-turut di dan sekitar kota strategis di puncak bukit, yang merupakan rumah bagi salah satu situs militer terbesar. Komunitas Syiah di Lebanon selatan.

Sumber