PSOE Extremadura mengambil sikap tegas dalam mendukung perempuan yang dilaporkan menjadi korban kekerasan seksual yang dilakukan politisi di Badajoz. Keluhan ini dipublikasikan oleh jurnalis Cristina Fallarás melalui publikasi anonim di Instagram, menimbulkan perdebatan signifikan di bidang politik dan sosial.
Peristiwa yang terjadi pada tahun 2019 ini terjadi saat perayaan 140 tahun PSOE di Istana Kongres Badajoz. Berdasarkan laporan pelapor, hubungan seksual tersebut terjadi setelah ia diundang ke rumah politisi yang bersangkutan. Wanita tersebut mengklaim bahwa tindakan tersebut tidak atas dasar suka sama suka, karena penyerang melakukan penetrasi dan ejakulasi tanpa persetujuannya, meskipun dia memintanya untuk menggunakan kondom.
Tuduhan-tuduhan semacam ini serius dan mengungkap masalah yang sudah terlalu lama diabaikan dalam ranah politik. Keberanian perempuan dalam menyuarakan pendapatnya merupakan langkah penting dalam perjuangan melawan kekerasan berbasis gender, sebuah isu yang semakin relevan dalam beberapa tahun terakhir.
PSOE Extremadura tidak butuh waktu lama untuk bereaksi terhadap tuduhan serius tersebut. Melalui sebuah pernyataan, pihak tersebut menyatakan dukungannya terhadap pihak yang mengajukan pengaduan, dan menjamin bahwa mereka telah menjalin kontak dengan Cristina Fallarás untuk menawarkan bantuan yang diperlukan. Hal ini tidak hanya mencakup penanganan keluhan secara internal, namun juga dukungan psikologis dan emosional.
PSOE
Partai tersebut menggarisbawahi komitmennya untuk mengaktifkan semua mekanisme yang diperlukan untuk memastikan bahwa setiap perempuan yang ingin melaporkan tindakan pelecehan atau kekerasan seksual melakukannya di lingkungan yang aman dan dengan perlindungan maksimal terhadap identitasnya. “Tujuan kami adalah memastikan bahwa kantor pusat dan ruang kerja kami merupakan tempat yang aman dan setara bagi semua orang,” kata pernyataan itu.
PSOE Extremadura telah menegaskan bahwa Extremadura harus menjadi ruang yang bebas dari kekerasan dan pelecehan seksis, tempat di mana rasa hormat dan hidup berdampingan didorong. Partai tersebut menekankan posisi feminisnya, menegaskan kembali komitmennya terhadap pemberantasan kekerasan berbasis gender dalam segala bentuknya.
Lebih jauh lagi, ia secara terbuka mengkritik segala upaya untuk mempolitisasi masalah ini, dan menyebutnya “tidak dapat diterima dan menyedihkan”. PSOE menyerukan agar fokus tetap pada kebutuhan para korban dan tidak dialihkan ke kepentingan partisan. “Meminimalkan kebutuhan mereka, seperti yang dilakukan PP, akan membuat perempuan enggan melaporkan dan melanggengkan iklim diam dan impunitas”, tegas pernyataan tersebut.
Sebaliknya, Partai Rakyat (PP) Extremadura berkomentar di profilnya di X tentang pentingnya mengutuk dan melarang perilaku seperti ini. Mereka mendesak PSOE untuk membuka penyelidikan untuk mengklarifikasi fakta dan mengambil tindakan yang tepat. “Diam adalah sekutu utama agresor”, sorot masyarakat, menyoroti pentingnya menanggapi situasi seperti ini dengan serius.