Bersiaplah untuk perang dengan Israel, kata pemimpin Iran kepada tentara

Pemimpin Tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, telah menginstruksikan militer untuk bersiap menghadapi kemungkinan perang dengan Israel, sambil menyarankan upaya untuk menghindari konflik, menurut empat pejabat Iran.

Hal ini terjadi di tengah meningkatnya ketegangan dan ketakutan akan pembalasan Israel setelah sekutu Iran di Gaza dan Lebanon menderita kerugian besar.

Para pejabat tersebut, yang berbicara kepada Network Times tanpa menyebut nama, mengungkapkan bahwa Khamenei telah menginstruksikan komandan militer untuk merancang berbagai strategi dalam menanggapi kemungkinan serangan Israel.

Mereka menekankan bahwa respons Iran akan bergantung pada sejauh mana agresi Israel. Jika serangan Israel menargetkan infrastruktur penting seperti fasilitas nuklir atau pusat energi atau mengakibatkan kerugian yang signifikan, Iran berjanji akan merespons dengan tegas.

Opsi-opsi yang dipertimbangkan termasuk meluncurkan hingga seribu rudal balistik, memobilisasi kelompok-kelompok bersenjata di seluruh wilayah, dan mengganggu pengiriman energi melalui Teluk Persia dan Selat Hormuz.

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araqchi menekankan pada KTT BRICS di Kazan, Rusia, bahwa tanggapan apa pun akan “proporsional dan diperhitungkan.”

Iran juga telah mengeluarkan peringatan kepada negara-negara tetangganya, dengan mengatakan bahwa dukungan apa pun kepada Israel akan menjadikan mereka sasaran. Pada hari Selasa, saat konferensi pers di Kuwait, Araqchi mengklaim bahwa sekutu Arab telah meyakinkan Iran bahwa mereka tidak akan mengizinkan pesawat Israel menggunakan wilayah udara mereka atau mengisi bahan bakar di pangkalan mereka.

Permusuhan antara Iran dan Israel meningkat dalam beberapa bulan terakhir. Awal tahun ini, kedua negara saling baku tembak setelah serangan Israel terhadap kedutaan Iran di Suriah. Bulan ini, Iran merespons dengan menembakkan hampir 200 rudal balistik setelah Israel membunuh pemimpin Hamas Ismail Haniyeh dan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah.

Ketika ketegangan kini mencapai puncaknya, Iran telah meluncurkan kampanye diplomatik untuk menghubungi Amerika Serikat melalui jalur rahasia, dan mendesak AS untuk mengendalikan Israel. Para pemimpin Iran juga berupaya memperkuat aliansi dengan kekuatan regional dan berkonsultasi dengan sekutu utama, termasuk Rusia, Tiongkok, dan Turki, untuk mencegah perang.

Perkembangan ini terjadi hanya beberapa hari setelah Presiden Tiongkok Xi Jinping, sekutu Iran, mengeluarkan perintah kepada tentara untuk meningkatkan kesiapan perang dan meningkatkan kemampuan tempur, yang menunjukkan peningkatan fokus pada pencegahan strategis di tengah meningkatnya ketegangan dengan Barat.

Sumber