Biden adalah "Sangat khawatir" Untuk mempublikasikan rencana rahasia Israel untuk menyerang Iran

Seorang juru bicara Gedung Putih mengatakan pada hari Senin bahwa Presiden Joe Biden “sangat prihatin” atas pelepasan dokumen rahasia yang tidak sah mengenai persiapan Israel untuk kemungkinan serangan balasan terhadap Iran.

Juru bicara keamanan nasional Gedung Putih John Kirby mengatakan pemerintahan Biden masih tidak yakin apakah informasi sensitif dipublikasikan melalui kebocoran atau peretasan. Sejauh ini, katanya, pihak berwenang tidak memiliki indikasi bahwa “lebih banyak dokumen seperti ini yang telah masuk ke domain publik.”

Kirby menambahkan bahwa Pentagon telah memulai penyelidikan. Pejabat federal mengkonfirmasi pada hari Sabtu bahwa pemerintah sedang melakukan penyelidikan.

“Kami sangat prihatin, dan presiden tetap sangat prihatin, mengenai kebocoran informasi rahasia ke ranah publik. Hal ini tidak boleh terjadi, dan hal ini tidak dapat diterima jika hal itu terjadi,” kata Kirby.

Dokumen-dokumen tersebut dikaitkan dengan Badan Intelijen Geospasial Nasional dan Badan Keamanan Nasional, dan dokumen-dokumen tersebut menyoroti bahwa Israel masih dalam proses menempatkan aset militer pada posisi untuk melakukan serangan militer sebagai tanggapan terhadap gelombang rudal Iran yang dimulai. 1 Oktober. . Pertukaran dokumen dapat dilakukan antara Five Eyes, sebuah aliansi intelijen yang terdiri dari Amerika Serikat, Inggris, Kanada, Selandia Baru, dan Australia.

Dokumen-dokumen tersebut, yang dirahasiakan, pertama kali muncul secara online pada hari Jumat di aplikasi pesan Telegram dan dengan cepat menyebar di saluran Telegram paling populer di kalangan masyarakat Iran.

Analis di SITE Intelligence Group, sebuah perusahaan konsultan yang melacak dan menganalisis ancaman yang berasal dari kelompok ekstremis secara online, menelusuri penyebaran dokumen tersebut ke saluran Telegram yang populer di kalangan milisi yang didukung Iran. Saluran tersebut berisi postingan dari pengguna anonim dengan riwayat panjang memposting konten yang diduga sangat rahasia, yang mengatakan bahwa dia memiliki akses ke dokumen tersebut. Pengguna tersebut juga menulis bahwa dia menjual beberapa materi dan menyediakannya untuk Angkatan Bersenjata Iran.

Pengungkapan dokumen-dokumen tersebut terjadi pada saat yang kritis di Timur Tengah, ketika Israel sedang mempertimbangkan tanggapannya terhadap serangan Iran.

Amerika Serikat mendesak Israel untuk mengambil keuntungan dari tersingkirnya pemimpin Hamas Yahya Sinwar dan mengupayakan gencatan senjata di Gaza. Ia juga meminta Israel untuk tidak memperluas operasi militernya di Lebanon dan mengambil risiko pecahnya perang regional yang lebih luas.

Namun, para pemimpin Israel telah berulang kali menegaskan bahwa mereka tidak akan membiarkan serangan rudal Iran tidak dibalas.

Sumber