Hati-hati dengan alat ini di ponsel Anda: Rekam dan dengarkan semua yang Anda katakan

Asisten virtual, seperti Google Assistant atau Alexa, telah merevolusi cara kita berinteraksi dengan perangkat seluler, memfasilitasi tugas sehari-hari seperti memeriksa cuaca, mengatur janji temu pribadi atau profesional, atau mengontrol perangkat pintar di rumah.

Namun, di balik kemudahan yang mereka tawarkan, terdapat kekhawatiran yang semakin besar terhadap privasi dan keamanan data pengguna.

Menurut pakar keamanan siber, Asisten Google dapat menimbulkan risiko yang signifikan karena mikrofon ponsel tetap aktif meskipun layanannya tidak digunakan. Artinya, selama fungsinya belum dinonaktifkan.

Resikonya, jika mikrofon selalu aktif, asisten akan merekam percakapan di latar belakang tanpa sepengetahuan pengguna. Praktik ini mungkin memengaruhi pengguna perangkat Android dan iOS, karena Asisten Google tersedia di kedua platform.

Dengan cara ini, percakapan pribadi yang dilakukan di aplikasi perpesanan seperti WhatsApp atau panggilan telepon dapat direkam tanpa izin tertulis dari pengguna.

Google menjamin bahwa informasi yang dikumpulkan hanya digunakan untuk mengoptimalkan dan meningkatkan layanannya, namun kenyataannya pengguna tidak memiliki cara untuk memeriksa apakah hal tersebut benar.

Praktik seperti ini membuka pintu terhadap kemungkinan penyalahgunaan, seperti menjual data kepada pihak ketiga atau menggunakan informasi untuk tujuan komersial tanpa sepengetahuan pengguna. Risiko data sensitif jatuh ke tangan yang salah adalah kekhawatiran yang wajar dan telah dibahas dalam beberapa kesempatan.

Bagi mereka yang menghargai privasi, salah satu solusi termudah adalah menonaktifkan mikrofon Asisten Google atau bahkan membatasi penggunaannya pada waktu tertentu.

Para ahli juga merekomendasikan untuk meninjau pengaturan privasi pada perangkat dan aplikasi seluler untuk memastikan bahwa alat bantu tidak memiliki izin yang tidak diperlukan yang dapat membahayakan keamanan informasi pribadi.

Tindakan pencegahan lainnya adalah dengan menggunakan alternatif perangkat lunak yang menghormati privasi pengguna, seperti asisten yang tidak memerlukan aktivasi mikrofon terus-menerus atau yang menawarkan opsi privasi yang lebih dapat disesuaikan.

Selain itu, beberapa orang memilih untuk menggunakan layanan asisten offline yang memproses informasi secara lokal di perangkat, sehingga mencegah data dikirim ke server eksternal.

Penggunaan asisten virtual telah mengubah cara kita berinteraksi dengan teknologi, namun juga menimbulkan tantangan baru dalam hal privasi dan keamanan.

Kuncinya adalah menyadari risiko-risiko ini dan mengambil tindakan pencegahan untuk melindungi data kita, serta menuntut lebih banyak transparansi dan pilihan dari perusahaan teknologi untuk mengontrol bagaimana dan kapan alat digital kita digunakan.

Sumber