Cristina Pérez, pengendara yang menentang batas dan mendukung perjuangan melawan kanker: “Saya tidak punya uang, jadi saya melatih kuda saya sendiri”

Cristina Pérez, lahir di Laredomembuat sejarah pada usia 17 tahun dengan menjadi pembalap pertama yang memenangkan Loredo Derby yang bergengsi. Sejak itu, hidupnya ditandai dengan kecintaannya pada kuda, yang dalam praktiknya dia belajar berjalan sebelum dia belajar berbicara.

Di usianya yang baru 25 tahun, dia berkompetisi Arena Balap Zarzuela di Madriddi mana dia membuktikan dirinya sebagai salah satu joki terbaik di negeri ini. “Saya selalu punya kuda di sekitar saya. “Saya memutuskan untuk mengabdikan diri saya seratus persen pada kuda dan menjadi joki profesional”, kata Cristina, mengingat betapa kecintaannya terhadap hewan-hewan ini selalu ada dalam hidupnya.

Lompatan ke kompetisi profesional di Madrid tidaklah mudah. Cristina mempelajari teknik olahraga berkuda dan, meskipun dia tidak memiliki sumber daya yang cukup untuk membeli kuda lompat, berhasil membuat jalannya.

Dia memperoleh seekor kuda yang pensiun dari balap dan dia melatihnya sendiriyang membawanya menemukan hasrat sejatinya: kompetisi otomotif. “Saya menyadari bahwa yang saya sukai adalah kompetisi lari”, jelas Cristina. Sejak itu, ia mengesampingkan dressage dan lompat dan mengabdikan dirinya sepenuhnya pada balap, di mana ia mencapai kesuksesan di arena pacuan kuda utama di Spanyol.

Cristina di hipodrom

Kecelakaan dan penyebab solidaritas

Pada bulan September, saat berkompetisi di pantai Sanlúcar de BarramedaCristina mengalami kecelakaan serius. “Kudaku tersandung dan kami berdua terjatuh terlebih dahulu ke pasir.“, ingat. Pengendaranya mengalami patah hidung, patah tulang belakang, dan dua patah tulang lainnya. Meski lukanya parah, Cristina tidak berkecil hati dan berharap bisa kembali berkompetisi segera setelah pulih dari rehabilitasi. “Jika mereka mengizinkan saya, Saya akan menunggang kuda besok,” katanya.

Selain karir olahraganya, Cristina memutuskan untuk mendukung tujuan yang dekat di hatinya: perjuangan melawan kanker. Dia menjadi orang Amazon pertama dari Spanyol yang berkompetisi menggunakan logo yayasan kanker di pakaiannya.

“Saya berkolaborasi dengan Krisis Melawan Kankersebuah landasan penelitian. Ternyata inisialnya Cris, sama seperti saya, dan menurut saya ada baiknya logo mereka dicantumkan di celana kompetisi saya”, jelasnya. Inisiatif solidaritas ini menandai sebuah tonggak sejarah dalam dunia balap dan menunjukkan bahwa, bagi Cristina, hambatan dibuat untuk dihilangkan, baik di lintasan maupun dalam kehidupan.

Cristina Pérez dan ibunya

Cristina Pérez dan ibunya

Sumber