Baru-baru ini video viral di TikTokPaula, seorang remaja putri dari Madrid, berbagi pengalaman yang disukai banyak orang tentang perbedaan budaya di Spanyol, terutama dalam hal gastronomi. Pada kesempatan ini, Paula mengajak pacarnya dari Granada ke churrería di Madrid, namun momen yang awalnya menyenangkan dengan cepat berubah menjadi kemarahan gastronomi kecil.
Semuanya dimulai ketika Paula dan pacarnya memasuki churrería dan dia, dengan penuh harap, berharap untuk menerima churro seperti yang dia kenal di Granada. Baginya, churro adalah makanan manis yang panjang dan kenyal, sangat berbeda dengan yang disajikan di ibu kota. Ketika mereka memberinya apa yang dikenal di Madrid sebagai churro, reaksinya langsung terlihat: “Ini sial!”
Baginya, churro harus lebih tebal dan isiannya lebih banyak, yang di wilayah Spanyol lainnya akan diklasifikasikan sebagai cum. Bentrokan definisi ini membuka perdebatan di kalangan pengikut Paula di TikTok. Apa sebenarnya churro itu? Apakah churro Madrid merupakan “penemuan Madrileni”, seperti yang diklaim pacar Anda, atau hanya variasi regional?
Paula bertanya kepada para pengikutnya apa yang mereka anggap sebagai churro, mencari jawaban yang memvalidasi sudut pandangnya. Kasus Paula dan pacarnya menyoroti kekayaan keanekaragaman gastronomi yang ada di Spanyol. Setiap komunitas otonom memiliki tradisi kulinernya masing-masing, tidak terkecuali churro.
Dari Granada hingga restoran steak di Madrid
Jika di Granada churronya lebih kuat dan biasanya disajikan dengan coklat kental, di Madrid mereka memilih versi yang lebih tipis dan renyah, cocok untuk dicelupkan ke dalam coklat panas. Kesalahpahaman budaya seperti ini biasa terjadi di negara yang menjadikan gastronomi sebagai sumber kebanggaan dan sering menjadi perdebatan.
Pengalaman Paula mencerminkan bagaimana makanan dapat menjadi wahana tradisi daerah dan bagaimana ekspektasi dapat bertabrakan ketika kita meninggalkan lingkungan sekitar kita. Industri perhotelan di Madrid, seperti halnya di banyak kota besar lainnya, dapat menjadi dunia yang kompleks dan terkadang membuat frustrasi bagi mereka yang datang dari wilayah lain.
Bukan hanya Paula dan pacarnya yang kecewa dengan tawaran gastronomi ibu kota. Banyak pengunjung dari komunitas lain mengungkapkan keterkejutannya saat mengetahui bahwa beberapa hidangan tidak disiapkan sesuai harapan mereka. Namun kenyataan ini juga menawarkan kesempatan untuk belajar dan mengeksplorasi cita rasa baru.
Meskipun Paula marah, pacarnya mungkin menemukan bahwa churro Madrid, meskipun berbeda, memiliki daya tarik tersendiri. Keragaman resep dan penyajiannya dapat memperkaya pengalaman kuliner, menunjukkan bahwa gastronomi adalah dunia yang terus berevolusi.
Dia marah dengan apa yang mereka masukkan ke dalam dirinya
Kisah Paula dan pacarnya mengingatkan kita bahwa makanan bukan sekadar rezeki, tapi juga wujud identitas budaya. Kemarahan Paula saat melihat churro pacarnya merupakan cerminan bagaimana setiap orang membawa pengalaman dan ekspektasinya masing-masing.
Saat kita berpindah dari satu tempat ke tempat lain, penting untuk tetap berpikiran terbuka dan berkeinginan untuk bereksperimen. Alih-alih melihat perbedaan sebagai sumber frustrasi, perbedaan justru bisa menjadi peluang dialog dan penemuan. Mungkin, setelah mencoba churro Madrid, pacar Anda akan menemukan sesuatu yang baru untuk dicicipi dan Paula akan belajar mengapresiasi keragaman kuliner yang menjadi ciri khas negaranya.