Ritual Pemenggalan Kepala Samurai: Wawasan Baru dari Terjemahan Teks Zaman Edo

Empat teks Jepang yang baru diterjemahkan memberikan wawasan berharga mengenai ritual pemenggalan kepala samurai, khususnya selama periode Edo (1603–1868). Bertentangan dengan kepercayaan umum bahwa samurai biasanya melakukan bunuh diri melalui luka yang mereka buat sendiri, teks-teks ini mengungkapkan bahwa pemenggalan kepala oleh sesama samurai adalah praktik paling umum pada masa ini.

Pentingnya rahasia batin seppuku

Teks tertua, Rahasia Batin Seppuku, berasal dari abad ke-17 dan berisi ajaran yang disampaikan secara tradisional secara lisan. Penulis Mizushima Yukinari menekankan pentingnya pelajaran ini untuk memastikan para samurai siap. Terjemahannya diselesaikan oleh Eric Shahan, seorang spesialis teks seni bela diri dan seorang praktisi Kobudo.

Perbedaan upacara berdasarkan kepangkatan

Dokumen-dokumen tersebut menyoroti bagaimana upacara eksekusi bervariasi menurut pangkat terpidana. Misalnya, samurai senior menerima perlakuan yang rumit, termasuk disuguhi sake sebelum dieksekusi. Dalam banyak kasus, kichaku, atau yang ditunjuk kedua, segera memenggal kepala terpidana setelah memberikan pisau. Salah satu instruksi utama yang disebutkan dalam teks adalah agar kichaku memusatkan perhatian pada mata dan kaki narapidana untuk menjaga ketenangan bertarung mereka.

Perlakuan tidak merata terhadap samurai

itu Teks (via Live Science ) Ini juga menyoroti perbedaan yang jelas dalam perlakuan terhadap samurai berpangkat tinggi versus samurai berpangkat rendah. Meskipun orang-orang berpangkat tinggi sering kali diperlakukan dengan sangat hormat, orang-orang berpangkat lebih rendah menghadapi metode eksekusi yang lebih kejam, seperti diikat sebelum dipenggal dan dibuang begitu saja kepalanya.

Kasus Oda Nobunaga

Oda Nobunaga, seorang daimyo terkemuka, mewujudkan kompleksitas seputar ritual samurai. Pilihan seppuku yang dipaksakannya setelah pengkhianatan menimbulkan pertanyaan tentang perilaku perayaan yang mungkin dia alami. Nuansa yang diungkapkan oleh teks-teks ini menantang persepsi saat ini mengenai budaya dan ritual samurai, dan menyoroti kekayaan tradisi dan hierarki.

Sumber