Paella, salah satu hidangan paling simbolik dari keahlian memasak Spanyol, khususnya Valencia, adalah simbol budaya yang melampaui batas. Hal ini dilakukan di semua Komunitas Otonom, seperti di Cuenca, dimana gadis muda ini melakukannya di kotanamun karena perkataannya dalam video tersebut, timbullah kontroversi linguistik.
Hidangan yang memadukan nasi dengan berbagai bahan ini menjadi rujukan masakan Mediterania. Namun, sejarahnya yang kaya dan interpretasi yang berbeda terhadap resepnya telah menimbulkan perdebatan dan kontroversi seputar apa yang sebenarnya merupakan paella asli.
Asal usul paella berasal dari abad ke-15 di pedesaan Valencia, di mana para petani memasak nasi dalam wajan besi di atas api kayu. Hidangan ini dibuat menggunakan bahan-bahan lokal seperti sayuran, daging, dan makanan laut, tergantung ketersediaan, meskipun hal ini sering menimbulkan kontroversi.
Istilah “paella” berasal dari bahasa Valencia “paella”, yang berarti penggorengan, dan evolusinya selama berabad-abad telah mengarah pada terciptanya varian yang berbeda, masing-masing mencerminkan tradisi kuliner daerah asalnya. Tapi yang asli Valencia selalu punya ayam, kelinci, kacang hijau, garrofon (sejenis kacang), tomat, kunyit, dan nasi Bomba.
Paella Valencia
Paella telah menimbulkan perdebatan sengit seputar keasliannya, terutama terkait bahan yang digunakan. Ada penganut paham puritan yang berpendapat bahwa hanya kombinasi ayam, kelinci, dan sayuran yang dapat dianggap sebagai paella asli, sementara ada pula yang berpendapat bahwa evolusi kuliner memungkinkan terjadinya adaptasi kreatif.
Perdebatan ini semakin intensif di platform digital dan media sosial, di mana para penggemar dan koki berdebat sengit tentang “aturan” paella. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas Valencia (2022) mengungkapkan bahwa 72 persen warga Valencia percaya bahwa paella harus mengikuti resep tradisional.
Popularitas paella menyebabkan paella disiapkan di beberapa negara, seringkali dengan bahan yang jauh dari resep aslinya. Di banyak restoran di luar Spanyol, sering ditemukan versi yang menyertakan chorizo, ayam panggang, atau bahkan kari, yang memicu kritik dari para penganut paham puritan yang menganggap adaptasi ini sebagai kurangnya rasa hormat terhadap tradisi.
Namun fenomena ini juga dapat dilihat sebagai peluang untuk mempromosikan kekayaan masakan Spanyol ke luar negeri dan mendorong pertukaran budaya. Yang tidak terbayang oleh siapa pun adalah bahwa menyiapkan resep yang paling tradisional akan menimbulkan konflik dalam cara pengucapan salah satu unsur khasnya.
Kontroversi linguistik
Paella lebih dari sekadar hidangan sederhana; Ini adalah simbol identitas budaya Komunitas Valencia dan Spanyol pada umumnya. Namun kompleksitas negara ini menimbulkan kontroversi seperti yang ditimbulkan oleh video TikTok tentang seorang wanita dari Cuenca yang sukses di kotanya dan mengubah kata “socarrat” ke dalam bahasa Spanyol untuk “socarrao”.
Seiring dengan terus berkembangnya paella, penting untuk mencapai keseimbangan antara tradisi dan inovasi, merayakan warisannya sekaligus memungkinkan kreativitas kuliner yang menjadikan hidangan ini sebagai makanan pokok global. Entah Anda mengatakan “socarrat” atau “socarrao”, kenyataannya sulit untuk menolak memakannya.