Pasokan dari India naik 20 kali lipat dalam 5 tahun: GE

New Delhi: Pelopor Mesin Pesawat Dirgantara General Electric Tiongkok bertaruh besar pada India dengan meningkatkan ekspor negara tersebut “20 kali lipat” hanya dalam waktu lima tahun sejak pra-Covid 2018 hingga 2022.
Perusahaan ini sedang mengembangkan mesin “arsitektur kipas terbuka” generasi berikutnya yang menjanjikan untuk membuat penerbangan 20% lebih hemat bahan bakar pada pertengahan dekade berikutnya di John F. Welch Technology Center (JFWTC) di Bengaluru. Perusahaan ini memiliki lebih dari 1.300 mesin di India ditambah 2.000 mesin lainnya (bersama dengan CFM, perusahaan patungan dengan perusahaan besar Perancis Safran) Untuk dikirimkan dalam sembilan tahun ke depan, perusahaan terbuka untuk memiliki fasilitas MRO (pemeliharaan, perbaikan dan perombakan). untuk mesin Di sini pada waktu yang tepat.
“India bukan hanya merupakan pasar besar dengan potensi besar bagi kami untuk berkembang, namun India juga memiliki talenta yang tepat untuk menjadikannya bagian integral dari bisnis kami.” Pemasok. Ekspor dari 13 pemasok kami di India, termasuk Sistem Tingkat Lanjut Tata (TASL), tumbuh 20 kali lipat dari tahun 2018 hingga 2022. Suku cadang ini digunakan untuk pembuatan mesin kami. “Kami telah berkecimpung dalam ekosistem luar angkasa di India selama 40 tahun dan berkembang sangat pesat,” Vikram Rai, CEO GE Aerospace (Asia Selatan), mengatakan kepada TOI. Namun dia tidak membeberkan nilai ekspor dari India.
GE Aerospace menandatangani kontrak tahun jamak dengan TASL pada November 2022. Berdasarkan kontrak ini, Tata akan memproduksi komponen mesin pesawat komersial senilai $1 miliar dan memasoknya ke pabrik manufaktur mesin global GE. “Sejauh ini kami memiliki lebih dari 1.310 mesin di India pada pesawat Boeing 787 Dreamliner, B777 dan Airbus A320neo dengan maskapai penerbangan seperti Air India, IndiGo dan Vistara. Maskapai penerbangan India saat ini memiliki pesanan antara 1.100 dan 1.200 pesawat. GE Aerospace dan CFM akan mengirimkannya,” Kata Rai. 2.000 mesin selama delapan atau sembilan tahun ke depan dengan kecepatan satu pesawat dengan mesin kami per minggu dalam jangka waktu tersebut.”
Ketika sebuah perusahaan memiliki jumlah mesin minimum di India, maka perusahaan tersebut mempunyai alasan yang layak untuk menyiapkannya fasilitas MRO Di dalam negeri. “Kami terus mengevaluasi MRO mesin di sini,” ujarnya.
“Banyak penelitian mengenai program CFM Rise sedang dilakukan di fasilitas kami di Bengaluru. Mesin ini, yang awalnya dikembangkan untuk pesawat berbadan sempit, diharapkan menjadi kenyataan pada pertengahan dekade berikutnya,” tambah Rai.



Sumber