Musbadul, Museum Basoeki Abdullah, merayakan ulang tahun ke-22 dengan mengajak 2.356 anak bangsa untuk berkreasi seni dalam menghadapi krisis iklim. Pameran ini mencerminkan kegelisahan dan harapan anak-anak serta remaja terhadap masa depan bumi, dengan salah satu karya unggulan berjudul “Menyongsong Hari Esok” karya Basoeki Abdullah.
Isu perubahan iklim dan pemanasan global menjadi fokus utama, memaksa seluruh penduduk bumi merespons. Dengan kondisi bumi yang semakin panas, terjadi penurunan persediaan makanan, penyebaran penyakit, serta bencana banjir dan kebakaran di berbagai tempat.
Museum mengajak anak-anak untuk berpartisipasi dalam lomba seni lukis bertema “Menyongsong Hari Esok”. Lomba ini berlangsung dari 11 Agustus hingga 20 September 2023. Sebanyak 45 karya seni terpilih akan dipamerkan di Musbadul mulai 13 Oktober hingga 30 November 2023, setelah melalui proses penjurian yang ketat.
Gie Sanjaya, Kurator dan Dewan Juri Lomba Karya Seni, menyatakan bahwa lomba ini merupakan panggilan untuk generasi penerus bangsa. Anak-anak dan remaja diharapkan untuk mengungkapkan ide dan kreativitas mereka terkait isu krisis iklim melalui seni lukis.
“Melalui hasil karya seni lukis tersebut, kita tidak hanya dapat mencerminkan tantangan, tetapi juga reaksi dan tindakan yang kita lakukan, demi masa depan yang lebih berkelanjutan,” ujar Gie.
Lomba ini juga memiliki misi untuk menanamkan pengetahuan mengenai seni dan budaya tradisional Indonesia. Anak-anak dan remaja diajak untuk menggunakan bahan pewarna alami, mempertahankan dan menghargai pengetahuan tradisional akan pewarnaan alami serta mengedepankan kerjasama dan berbagi pengetahuan dalam berkarya.
Suroso, Dewan Juri dari komunitas Perkumpulan Warna Alam Indonesia (WARLAMI), mengungkapkan kejutan dari eksplorasi anak-anak dalam menggunakan bahan pewarna alami. “Warna-warna yang dihasilkan melalui medium yang mereka pilih dan gunakan, akhirnya menghasilkan karya seni dengan warna yang sangat natural, indah dan beragam,” kata Suroso.
Lomba ini menjadi ajang pembelajaran bagi para juri juga. Tisna Sanjaya, seniman dan anggota Dewan Juri, mengungkapkan bahwa melalui karya anak-anak, ia belajar banyak. Ide, gagasan, dan eksplorasi anak-anak menjadi temuan menarik bagi mereka. Proses kreatif di balik karya juga menjadi hal yang menarik untuk diobservasi.
Tahun ini, lomba memiliki keunikan karena melibatkan seluruh tingkatan sekolah dalam satu waktu. Rangkaian kegiatan dimulai dari sosialisasi hingga lokakarya secara daring dan luring di Musbadul dan sekolah-sekolah. Sebanyak 1.112 sekolah dari 170 Kota/Kabupaten di Indonesia ikut serta dalam kegiatan ini.
Selain pameran dan lomba, Musbadul juga mengadakan program terbuka untuk umum, seperti diskusi dan berbagi pengalaman dengan pemenang lomba, serta kegiatan edukasi dan diskusi bersama guru seni budaya. Semua kegiatan ini merupakan langkah konkret dalam meningkatkan kesadaran terhadap isu lingkungan dan mendukung pendidikan seni dan budaya tradisional di Indonesia.