Sebuah supernova di dekatnya dapat mengakhiri pencarian materi gelap, menurut sebuah studi baru

Pencarian untuk memahami materi gelap, yang membentuk 85% massa alam semesta, bisa mengalami lompatan besar dengan adanya supernova di dekatnya. Para peneliti di Universitas California, Berkeley, yang dipimpin oleh profesor fisika Benjamin Safdie, berhipotesis bahwa partikel sulit dipahami yang dikenal sebagai axion mungkin terdeteksi pada saat emisi sinar gamma dari peristiwa semacam itu. Sumbu, yang diperkirakan muncul selama keruntuhan inti bintang masif menjadi bintang neutron, dapat berubah menjadi sinar gamma dengan adanya medan magnet yang kuat, sehingga memberikan potensi terobosan dalam fisika.

Kemungkinan peran teleskop sinar gamma

itu Dia belajar Hal ini diterbitkan dalam Physical Review Letters dan mengungkapkan bahwa sinar gamma yang dihasilkan dari akson dapat memastikan massa dan sifat partikel jika terdeteksi. Teleskop Luar Angkasa Sinar Gamma Fermi, satu-satunya observatorium sinar gamma yang saat ini berada di orbit, perlu diarahkan langsung ke supernova, dengan kemungkinan terjadinya keselarasan ini hanya 10 persen. Penemuan ini akan merevolusi materi gelap risetsedangkan ketiadaan sinar gamma akan membatasi rentang massa aksial, sehingga membuat banyak eksperimen materi gelap yang ada menjadi mubazir.

Tantangan dalam mengejar acara tersebut

Agar dapat dideteksi, supernova harus terjadi di dalam Bima Sakti atau galaksi satelitnya, sebuah peristiwa yang terjadi rata-rata setiap beberapa dekade sekali. Peristiwa terakhir, Supernova 1987A, tidak memiliki peralatan sinar gamma yang cukup sensitif. Al-Safadi menekankan perlunya kesiapsiagaan, dan menyarankan pembentukan konstelasi satelit yang disebut GALAXIS untuk menjamin cakupan langit 24 jam sehari, 7 hari seminggu.

Pentingnya teoritis aksial

Pusat tersebut, yang didukung oleh teori-teori seperti kromatodinamika kuantum (QCD) dan teori string, mengisi kesenjangan dalam fisika, dan berpotensi menghubungkan gravitasi dengan mekanika kuantum. Berbeda dengan neutrino, sumbu dapat berubah menjadi foton dalam medan magnet yang kuat, sehingga memberikan sinyal unik. Eksperimen laboratorium seperti ABRACADABRA dan ALPHA juga mencari akson, namun sensitivitasnya terbatas dibandingkan dengan skenario supernova terdekat. Safadi menyatakan betapa mendesaknya masalah ini, dan menekankan bahwa jika peristiwa seperti itu diabaikan, maka deteksi sumbu tersebut akan tertunda selama beberapa dekade, sehingga menggarisbawahi besarnya risiko dari upaya astrofisika ini.

Sumber