Pada sidang Dewan Keamanan PBB, Rusia menyampaikan kritik keras terhadap Presiden AS Joe Biden atas keputusannya yang mengizinkan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menggunakan senjata jarak jauh yang dipasok Amerika Serikat dalam serangan di wilayah Rusia. Otorisasi kontroversial ini menimbulkan episode ketegangan baru antara Moskow dan Washington, dimana perwakilan Rusia Vasili Nebenzia menggambarkan tindakan tersebut sebagai “otorisasi bunuh diri”, yang dapat menimbulkan konsekuensi yang menghancurkan bagi kawasan dan dunia.
Pertemuan Dewan Keamanan berfokus pada peringatan perang seribu hari di Ukraina, yang dimulai oleh invasi Rusia pada Februari 2022. Dalam sesi ini, komunitas internasional kembali mengutuk agresi Rusia, sementara Moskow mempertahankan posisinya dengan serangkaian argumen. Dalam konteks inilah Vasili Nebenzia, Duta Besar Rusia untuk PBB, menanggapi tuduhan tersebut dan menuduh Biden mengambil keputusan yang dianggapnya sangat berbahaya, baik bagi Ukraina maupun Eropa secara umum.
Nebenzia menekankan, izin Biden kepada Zelensky untuk menggunakan senjata jarak jauh, seperti rudal ATACMS (Army Tactical Missile System), mungkin terkait dengan konteks politik internal Amerika Serikat. Menurut perwakilan Rusia, tindakan tersebut mencerminkan “penderitaan militeristik” yang dilakukan oleh pemerintahan Demokrat, yang, setelah mengalami “kekalahan yang memalukan” dalam pemilihan presiden, mungkin sedang mencari cara untuk memperkuat posisi politiknya sebelum pemilihan berikutnya. “Mungkin Joe Biden, karena berbagai alasan, tidak akan rugi lagi,” kata Nebenzia, seraya menyatakan bahwa keputusan tersebut mungkin dimotivasi oleh keputusasaan pemilu.
Duta Besar Rusia tidak ragu-ragu untuk menunjukkan bahwa tindakan tersebut mungkin mempunyai komponen elektoral. Dia meyakinkan bahwa pemerintahan Biden, yang dilemahkan oleh kemunduran pemilu, akan mencari tanggapan untuk mendukung Ukraina, sebuah isu yang telah menjadi salah satu pokok perdebatan antara berbagai sektor politik di Amerika Serikat. Menurut Nebenzia, persetujuan Biden terhadap Zelensky untuk menyerang wilayah Rusia dengan senjata canggih dapat dilihat sebagai strategi untuk meningkatkan citranya di kalangan pemilih, sekaligus menunjukkan komitmen kuat terhadap perjuangan Ukraina.
“otorisasi bunuh diri”
Lebih lanjut, Nebenzia mengkritik tajam sekutu AS, terutama Inggris dan Prancis, yang dituduhnya mengikuti kebijakan AS di Ukraina secara membabi buta. Dia mencatat bahwa baik London maupun Paris “bersemangat untuk menjadi mainan di tangan pemerintahan yang akan keluar”, menunjukkan bahwa negara-negara ini tidak hanya menyeret rakyatnya sendiri, tetapi juga seluruh Eropa, ke dalam eskalasi dengan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi.
Otorisasi bagi Ukraina untuk menggunakan senjata jarak jauh terhadap wilayah Rusia telah meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Barat, dan tuduhan bahwa tindakan ini dapat mengarah pada “tahap ketegangan baru” selalu ada dalam pernyataan Kremlin. Pada konferensi pers hariannya, Dmitri Peskov, juru bicara Kremlin, menuduh Amerika Serikat “menambah bahan bakar ke dalam api” konflik di Ukraina. Menurut Peskov, keterlibatan Barat, khususnya Amerika Serikat, dalam perang tersebut dapat “menyebabkan eskalasi” yang akan menyeret seluruh kawasan ke dalam konflik yang lebih merusak.
Rusia telah memperingatkan bahwa memasok senjata canggih ke Ukraina tidak hanya akan meningkatkan ketegangan antara kedua negara, namun juga dapat menimbulkan konsekuensi yang luas bagi stabilitas Eropa dan dunia pada umumnya. Dalam hal ini, Peskov menekankan bahwa jika dipastikan bahwa Barat memberi lampu hijau kepada Kiev untuk menggunakan senjata-senjata ini dalam serangan langsung di wilayah Rusia, “secara kualitatif ini akan berarti fase ketegangan baru”, yang berarti keterlibatan Amerika yang lebih besar. Negara-negara yang berkonflik.
Vasili Nebenzia juga menggunakan kesempatan ini untuk memperingatkan Barat tentang kemungkinan kekalahan Rusia di medan perang, sebuah skenario yang, menurutnya, tampaknya sudah diantisipasi oleh banyak pemimpin Barat. Namun, Nebenzia berterus terang ketika mengingat bahwa Eropa telah mencoba beberapa kali untuk mengalahkan Rusia dalam konflik sebelumnya dan hasil dari upaya tersebut sudah diketahui secara luas. Dengan kata-kata ini, diplomat Rusia tersebut ingin menggarisbawahi tekad Moskow dalam perang tersebut dan memperingatkan konsekuensi bencana dari kemungkinan eskalasi militer.
senjata jarak jauh
Perang di Ukraina telah memasuki tahun ketiga dan, setiap bulannya, ketegangan internasional meningkat. Ketika Ukraina terus memperjuangkan integritas teritorialnya dan memulihkan wilayah yang diduduki Rusia, dukungan Barat tetap kuat, namun dengan kesulitan baru. Pengiriman senjata jarak jauh dan sistem pertahanan canggih ke Ukraina oleh Amerika Serikat dan sekutunya merupakan salah satu elemen paling kontroversial, karena dapat mengubah keseimbangan kekuatan dalam konflik tersebut.
Izin Biden baru-baru ini kepada Zelensky untuk menyerang wilayah Rusia dengan senjata canggih dapat menimbulkan konsekuensi yang tidak dapat diprediksi, dan peringatan Rusia mengenai “konsekuensi drastis” menunjukkan bahwa perang tersebut dapat memasuki fase baru dan jauh lebih berbahaya. Komunitas internasional terus mencermati, menyadari bahwa kesalahan apa pun dapat memicu krisis yang lebih besar.