Suku Guarani, dalam mencari keselamatan, membutuhkan kemenangan seperti orang tenggelam yang mencari-cari harapan terakhir dalam kepahlawanan.
12 November
2024
– 23 jam 26
(Diperbarui pada 23:50)
Di Stadion Brenco de Oro, Selasa malam (12), di Campinas, suasana penuh ketegangan dan antisipasi. Guarani, yang mencari penebusan, membutuhkan kemenangan seperti orang tenggelam yang meraih harapan terakhir di kejuaraan divisi dua Brasil. Sedangkan bagi Amazonas, nasibnya sudah ditentukan karena ia bermain hanya untuk memenuhi jadwal, tanpa tekanan degradasi. Atau ambisi untuk naik.
Babak pertama dimulai atas inisiatif tim Amazon. Dengan banyaknya penguasaan bola, para pemain Amazonas mendominasi permainan namun tidak mampu mengkonversi penguasaan bola tersebut menjadi peluang nyata.
Guarani yang terjebak sepertinya menunggu kesempatan yang tepat untuk melakukan serangan balik. Ketika dia punya kesempatan, dia menyerang. Pinjaman adalah nama utama permainan di babak pertama, membuat kiper pengganti Fabian Volpi terus-menerus waspada. Setiap tembakan striker merupakan pengingat bahwa, dalam perjuangan untuk bertahan hidup, setiap langkah bisa menjadi penentu. Peluit wasit membawa kelegaan sekaligus rasa frustasi. Guarani tahu dia membutuhkan lebih banyak; Amazonas tampaknya bermain dengan tanggung jawab yang ringan, tetapi dia masih belum bisa memaksakan diri.
Di babak kedua, pergantian tim Amazon membawa dinamika baru dalam permainan. Para pemain lebih siap dan tim mulai membuat permainan yang lebih menentukan. Namun Guarani, yang bertekad untuk tidak meninggalkan lapangan tanpa mengerahkan seluruh kemampuannya, terus menekan dan mempertahankan penampilan menyerang yang sama seperti yang ditunjukkannya di babak pertama. Peluang muncul, namun tujuan tampaknya di luar jangkauan. Pertahanan Amazon, bahkan di saat cuaca kurang cerah, tetap tegas.
Peluit akhir dibunyikan oleh Brenco de Oro, dan skor 0-0 di layar stadion, memastikan degradasi yang pahit bagi Guarani. Impian untuk menghindari degradasi hancur dengan hasil imbang yang tidak ada gunanya selain memicu rasa frustrasi di kalangan basis penggemar yang masih percaya. Malam di Campinas hampir berakhir, namun pertempuran Guarani belum berakhir. Perasaan tidak berdaya dan tekanan dari penonton menjadi bahan bakar untuk tantangan selanjutnya. Harapan, meski lemah, masih berdetak di hati mereka yang pantang menyerah.
Amazonas akan menghadapi Goias pada hari Sabtu (16) pukul 17.00 (waktu Brasilia) di Manaus di Stadion Carlos Xamith, dan Guarani akan menghadapi Brusque pada hari Minggu (17) pukul 09.00 (waktu Brasilia) di Santa Catarina di Stadion Augusto Bauer.