Samsung Electronics mengatakan tidak tertarik untuk memisahkan bisnis pengecorannya

Samsung Electronics tidak tertarik untuk memisahkan bisnis manufaktur chip kontraknya serta operasi desain chip logikanya, Ketua Samsung Jay Y. Lee mengatakan kepada Reuters pada hari Senin.

Para analis mengatakan bahwa kedua perusahaan tersebut mengalami kerugian tahunan sebesar miliaran dolar karena lemahnya permintaan, yang menyebabkan penurunan kinerja keseluruhan perusahaan Korea Selatan, yang merupakan produsen chip memori terbesar di dunia.

Samsung memperluas desain chip logika dan mengontrak manufaktur chip untuk mengurangi ketergantungannya pada chip memori inti. Chip logika digunakan untuk memproses data.

Lee mengumumkan visinya pada tahun 2019 untuk menyalip TSMC Taiwan sebagai pembuat chip terbesar di dunia pada tahun 2030.

Perusahaan tersebut telah mengumumkan investasi miliaran dolar dalam kontrak manufaktur chip dan pembangunan pabrik baru di Korea Selatan dan Amerika Serikat.

Namun, beberapa sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada Reuters bahwa Samsung kesulitan mendapatkan pesanan dalam jumlah besar dari pelanggan untuk mengisi kapasitas baru.

Ketika ditanya apakah Samsung sedang mempertimbangkan untuk memisahkan bisnis manufaktur chip yang disebut pengecoran atau bisnis desain chip logika System LSI, Lee mengatakan kepada Reuters: “Kami ingin mengembangkan bisnis ini.”

Lee juga mengatakan bahwa proyek Samsung untuk membangun pabrik chip baru di Taylor, Texas, “agak sulit, karena perubahan situasi (dan pemilihan presiden AS).”

Dia tidak menjelaskan secara rinci. Samsung Electronics tidak berkomentar lebih lanjut.

Lee menyampaikan hal tersebut saat berkunjung ke Filipina, di mana ia menemani Presiden Korea Selatan Yeon Suk-yeol mengadakan pertemuan puncak dengan Presiden Ferdinand Marcos Jr.

Pada bulan April, Samsung mengatakan telah memundurkan jadwal produksi pabrik Taylor ke tahun 2026 dari rencana sebelumnya pada akhir tahun 2024, dan mengatakan operasi akan dijalankan secara bertahap tergantung pada permintaan pelanggan.

Langkah ini menyoroti tantangan yang dihadapi dalam upayanya menghadapi pesaing yang lebih besar, TSMC, yang menganggap Apple dan Nvidia sebagai pelanggan utama.

Tahun lalu, Samsung membukukan kerugian operasional sebesar KRW 3,18 triliun ($2,4 miliar atau sekitar Rs 19,830 crore) dari bisnis pengecoran dan LSI, menurut perkiraan rata-rata sembilan analis yang ditinjau oleh Reuters.

Samsung tidak merinci kinerja kedua perusahaan tersebut.

Analis memperkirakan kedua operasi tersebut akan mencatat kerugian lagi sebesar KRW 2,08 triliun (sekitar Rs 12.971 crore) tahun ini.

© Thomson Reuters 2024

(Cerita ini belum diedit oleh staf NDTV dan dibuat secara otomatis dari feed sindikasi.)

Sumber