Konser Chris Brown di Afrika Selatan memicu reaksi keras ketika para aktivis hak-hak perempuan mengajukan petisi untuk melarangnya

Chris Brown telah menjual lebih dari 94.000 tiket untuk konser mendatangnya di Afrika Selatan, negara dengan salah satu tingkat pembunuhan terhadap perempuan dan kekerasan berbasis gender tertinggi di dunia.・Kunjungan Brown dikritik oleh aktivis hak-hak perempuan.

Seperti dilansir BBC, “Perempuan untuk Perubahan”Kelompok advokasi di negara tersebut telah meluncurkan petisi yang menyerukan agar penampilan Brown dibatalkan. Sejauh ini, petisi tersebut telah mencapai 20.000 tanda tangan.

Majalah tersebut mengutip pernyataan direktur eksekutif Sabina Walter: “Ketika saya melihat berita bahwa Chris Brown akan datang ke Afrika Selatan, saya terkejut dan sangat kecewa.

“Petisi ini dimulai dengan mengirimkan pesan yang kuat bahwa kami tidak akan menoleransi perayaan terhadap individu yang mempunyai sejarah kekerasan terhadap perempuan, petisi ini mengirimkan pesan yang merugikan bahwa ketenaran dan kekuasaan mengalahkan akuntabilitas.”

Brown memiliki sejarah menghadapi tuduhan kekerasan terhadap perempuan. Pada tahun 2009, dia mengaku bersalah menyerang pacarnya saat itu, Rihanna, setelah bertengkar saat upacara Grammy Awards. Saat itu, dia dijatuhi hukuman percobaan lima tahun, pelayanan masyarakat dan konseling. Dia sebelumnya telah dilarang memasuki negara-negara termasuk Inggris, Australia, Kanada dan Selandia Baru.

Sumber