Pengumuman baru-baru ini oleh Íñigo Errejón, juru bicara Sumar di Kongres, untuk mengundurkan diri dari semua posisi politiknya mengguncang kancah politik Spanyol. Setelah bertahun-tahun mengalami kelelahan dan mencapai “batas kontradiksi antara karakter dan pribadi”, Errejón menghadapi momen yang menentukan dalam kariernya.
Pengumuman ini bertepatan dengan pengakuannya bahwa tudingan pelecehan seksual yang dilontarkannya di media sosial adalah benar adanya, fakta yang memicu gelombang reaksi dan komentar di ranah publik. Pada dini hari tadi, keluhan aktris dan presenter Elisa Mouliaá terkonfirmasi.
Karier politik Errejón ditandai dengan pasang surut yang terus-menerus. Dari perannya yang krusial dalam mendirikan Podemos hingga posisinya saat ini di Sumar, ia merupakan sosok yang mempolarisasi. Kemampuannya mengartikulasikan ide-ide inovatif dan keterampilannya sebagai komunikator memberinya tempat penting dalam politik Spanyol.
Namun, beberapa tahun terakhir diwarnai dengan konflik internal dan perselisihan yang menggerogoti figur publiknya. Situasinya menjadi lebih rumit dengan adanya tuduhan pelecehan baru-baru ini. Pengakuan atas kebenaran tuduhan ini menyebabkan banyak orang mempertanyakan integritas dan masa depannya di dunia politik.
Jaringan tersebut mengingatkan kita pada monolog Carlos Herrera
Aspek aneh yang muncul kembali dalam konteks ini adalah undian terkenal yang diselenggarakan Podemos pada tahun 2017 untuk bertemu Íñigo Errejón. Situs web errejon.info meluncurkan pesan provokatif: “Kenali saya!” Pengundian ini menawarkan peserta kesempatan untuk merasakan pengalaman unik, berkeliling Kongres bersama Errejón sendiri. Tujuannya saat itu adalah mempererat tali silaturahmi dengan warga dan memberikan citra dekat dengan politisi.
Pengundian tersebut berlangsung dalam konteks pergulatan internal yang intens di Podemos, dengan latar belakang pertemuan Vistalegre. Pertarungan antar faksi partai menjadi titik balik yang menentukan arah pembentukan politik.
Carlos Herrera, yang dikenal karena kritiknya yang blak-blakan dan selera humornya, tidak melewatkan kesempatan untuk mengomentari inisiatif ini dalam salah satu monolognya, dengan menunjukkan betapa konyolnya situasi tersebut. Dengan tawa yang menular, Herrera menggambarkan bagaimana usulan tersebut tampak lebih seperti lelucon daripada upaya serius untuk menjalin hubungan dengan para pemilih.
Pengguna media sosial mengingat monolog itu dengan campuran nostalgia dan takjub. Ungkapan seperti “sudah tujuh tahun sejak Carlos Herrera meramalkan apa yang terjadi pada Errejón” atau “sepertinya hanya lelucon, tapi tidak, itu nyata dan konyol” bergema di platform seperti Twitter.
Ini adalah Errejón
Kenangan ini tidak hanya membangkitkan momen spesifik dalam sejarah Podemos, tetapi juga menyoroti evolusi dan, dalam banyak hal, jatuhnya sosok yang berjanji akan menjadi rujukan politik baru di Spanyol. Pengunduran diri Errejón menimbulkan pertanyaan tentang masa depan Sumar dan karier politiknya sendiri.
Partai yang lahir dari abu Podemos setelah serangkaian perpecahan dan konflik, kini menghadapi kenyataan bahwa salah satu pemimpinnya yang paling terkemuka memilih untuk mundur dari panggung. Situasi ini meninggalkan kekosongan yang harus diisi oleh anggota partai lainnya, sementara Errejón menghadapi momen introspeksi.