Vaksin Mpox, yang mendapat persetujuan WHO, dikirim ke Afrika untuk mengatasi wabah tersebut

Kedatangan vaksin Mbox baru-baru ini di Afrika merupakan langkah penting dalam perjuangan melawan penyakit yang telah menyebar luas di Republik Demokratik Kongo. Pada 13 September, Organisasi Kesehatan Dunia mengizinkan penggunaan vaksin Genius, yang diproduksi oleh Bavarian Nordic. Vaksin ini bertujuan untuk mengatasi peningkatan kasus MBOCS yang mengkhawatirkan di seluruh benua, terutama ketika epidemi ini menyebar dari Kongo ke negara-negara tetangga. Situasi yang sedang berlangsung ini telah menimbulkan kekhawatiran di kalangan para ahli kesehatan mengenai sifat virus yang terus berkembang.

Pahami wabah yang terjadi saat ini

Secara historis, virus MPOX diketahui menginfeksi individu secara sporadis, terutama melalui kontak dengan hewan yang terinfeksi. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, dinamikanya telah berubah. Jane Nachiga, ahli epidemiologi di Universitas Pittsburgh, menyoroti bahwa varian virus kelompok 1 kini menyebar lebih efisien antar manusia, termasuk melalui jaringan seksual. Pada tanggal 13 September, sekitar 6.000 kasus infeksi MPOX yang dikonfirmasi telah dilaporkan di 15 negara Afrika, dengan lebih dari 700 kematian disebabkan oleh virus tersebut.

Kekhawatiran tentang efektivitas vaksin

Meskipun vaksin telah diluncurkan, tantangan besar masih tetap ada. Ayoade Alakija, seorang dokter penyakit menular dan ketua Aliansi Pengiriman Vaksin Uni Afrika, menekankan perlunya strategi perawatan kesehatan komprehensif yang lebih dari sekadar vaksinasi saja. Dalam siaran persnya, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan: siaran perstelah melakukan pra-kualifikasi vaksin MVA-BN dan sedang dikirim ke Afrika.

Vaksin MVA-BN dapat diberikan kepada orang yang berusia di atas 18 tahun sebagai suntikan yang dibagi menjadi dua dosis dengan selang waktu empat minggu, menurut Organisasi Kesehatan Dunia.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Afrika menyatakan bahwa diperlukan sekitar 10 juta dosis untuk menangani wabah ini secara efektif. Namun, efektivitas vaksin cacar saat ini terhadap varian mpox kelompok I masih belum pasti.

Jalan ke depan

Untuk mengurangi penularan virus dengue, memahami dinamikanya sangatlah penting. Banyaknya kasus yang terkonfirmasi muncul di antara anak-anak di bawah usia lima belas tahun, sehingga menimbulkan lebih banyak pertanyaan mengenai metode penularan virus. Tanpa adanya vaksinasi dan langkah-langkah kesehatan masyarakat yang memadai, ancaman virus dengue akan terus berlanjut di Afrika, sehingga memerlukan upaya terpadu untuk melindungi populasi yang rentan.

Sumber