Peringatan Banjir: NOA mendesak masyarakat tepi sungai di Nasarawa untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi

NBadan Orientasi Nasional (NOA) telah mendesak masyarakat sungai di Negara Bagian Nasarawa di pinggiran Sungai Benue untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi mengingat akan terjadinya banjir.

Malam Lanre Onilo, Direktur Jenderal NOA, menyampaikan seruan tersebut dalam pertemuan media dan pemangku kepentingan mengenai “Peringatan Keamanan Banjir” pada hari Minggu di Lafia.

Menurutnya, mengimbau masyarakat tepi sungai untuk mengungsi ke tempat yang lebih tinggi menjadi perlu mengingat naiknya permukaan air di Sungai Benue akibat keluarnya air dari Bendungan Lagdo di Kamerun.

Onilu yang diwakili oleh Direktur Perencanaan, Riset dan Strategi, Alh. Youssef Kobe menjelaskan, partisipasi otoritas terkait bertujuan untuk meningkatkan kesadaran negara-negara yang menghadapi banjir untuk mengambil tindakan pencegahan guna menghindari korban jiwa dan harta benda jika terjadi banjir.

“Kami di sini untuk memantau kampanye peringatan keselamatan banjir yang dilakukan oleh berbagai kantor kami di 11 negara bagian yang menghadapi banjir di seluruh negeri, Negara Bagian Nasarawa adalah salah satunya.

“Kami memulai dengan Kogi, diikuti oleh Edo, Anambra, Benue dan sekarang kami berada di Nasarawa hari ini, kampanye yang sama berlanjut di negara bagian Rivers, Cross River, Adamawa dan Taraba.

“Kami berupaya menyadarkan masyarakat tepi sungai agar proaktif, dan kita tidak boleh membiarkan kejadian pada tahun 2012 dan 2022 terulang kembali, di mana banyak nyawa melayang dan ribuan rumah terendam,” ujarnya.

Direktur Jenderal, sembari mengapresiasi dukungan para pemangku kepentingan, menyerukan kolaborasi yang kuat dengan penguasa tradisional dan media untuk memperkuat pesan guna menyelamatkan nyawa dan harta benda.

“Saya ingin mendorong petugas kami di seluruh negeri untuk mempertimbangkan tanggapan masyarakat terhadap berbagai permasalahan, khususnya banjir, agar kami dapat menyampaikan laporan komprehensif kepada pemerintah untuk memitigasi dampak banjir,” ujarnya.

Priscilla Gundalore, Direktur, NOA, Negara Bagian Nasarawa, mengatakan bahwa negara bagian tersebut telah mengalami banyak bencana banjir selama tiga tahun terakhir yang disertai dengan hilangnya nyawa dan harta benda.

Mereka mengimbau masyarakat yang terkena banjir untuk mengambil tindakan pencegahan seperti evakuasi, pembersihan saluran air, dan membangun penghalang banjir, selain menyimpan persediaan dasar seperti makanan, air, dan kotak P3K di tempat yang mudah dijangkau.

“Seluruh kantor kami di 13 wilayah pemda sudah ada terutama di daerah rawan banjir, sehingga menciptakan kesadaran. Jingle kami dalam bahasa Inggris dan bahasa daerah sudah mengudara.

“Kami juga mulai melakukan kunjungan advokasi kepada tokoh adat dan agama,” ujarnya.

Sementara itu, penguasa tradisional, Mr. Sunday Namu, Arin Kuron Kogi, mengatakan mengingat dampak buruk banjir, para penguasa tradisional di negara bagian tersebut mengambil tindakan untuk menciptakan kesadaran dan mendidik rakyatnya untuk berpindah dari lembah ke dataran tinggi. . Alasan.

Namu memuji inisiatif NOA dan mengatakan hal ini akan menambah momentum kesadaran banjir yang telah diprakarsai oleh penguasa tradisional di negara bagian tersebut.

“Memang salah satu tujuan utama para penguasa tradisional di negara bagian ini adalah untuk menyadarkan dan mendidik rakyat kita mengenai isu-isu yang sangat penting seperti peringatan keselamatan banjir,” katanya.

Sumber