Ledakan dahsyat mengguncang Beirut sementara Israel mengatakan ledakan itu menghantam markas besar Hizbullah

Awan besar asap hitam membubung di langit Beirut pada hari Jumat, ketika tentara Israel mengatakan mereka melakukan “serangan tepat” terhadap markas pusat kelompok bersenjata Hizbullah.

Serangkaian ledakan dahsyat di pinggiran selatan ibu kota Lebanon, yang mengguncang jendela-jendela apartemen bermil-mil jauhnya, tampaknya merupakan salah satu serangan terbesar sejak konflik meletus antara Israel dan Hizbullah hampir setahun yang lalu.

Kampanye Israel melawan Hizbullah telah meningkat tajam selama dua minggu terakhir, termasuk serangan yang menggunakan peralatan komunikasi yang disabotase, serangan yang menargetkan para pemimpin senior, dan ratusan serangan terhadap lokasi peluncuran roket dan rudal di Lebanon.

Tim penyelamat berdoa di dekat lokasi serangan udara Israel di pinggiran selatan Beirut pada hari Jumat.

(Hassan Ammar/Asosiasi Pers)

Penggerebekan di daerah Dahiya terjadi hanya satu jam setelah ribuan orang menghadiri pemakaman tiga anggota Hizbullah, termasuk seorang komandan senior, yang tewas dalam serangan sebelumnya.

Daerah pinggiran kota, yang merupakan markas Hizbullah, adalah salah satu daerah terpadat di ibu kota. Laksamana Daniel Hagari, juru bicara IDF, mengatakan sasarannya adalah markas besar Hizbullah, yang ia gambarkan sebagai kompleks bawah tanah yang terletak di bawah bangunan tempat tinggal.

Belum ada laporan mengenai korban jiwa, namun ambulans bergegas ke lokasi kejadian dan membunyikan sirene. Pihak berwenang dan pejuang Hizbullah dengan cepat menutup pintu masuk ke wilayah tersebut dan mengusir sebagian besar orang yang mencoba masuk.

Daerah yang menjadi sasaran dekat dengan kamp pengungsi Palestina Burj al-Barajneh, dan ledakan yang terjadi pada sore hari menyebabkan warga mengungsi dengan segala yang mereka bawa. Banyak yang berbondong-bondong menuju jalan raya terdekat, mencoba mencari kendaraan untuk membawa mereka ke selatan.

Serangan tersebut merupakan intensifikasi terbaru dari kampanye serangan lintas batas yang dilakukan Israel dan Hizbullah selama lebih dari 11 bulan, yang telah menyebabkan puluhan ribu warga sipil melarikan diri di kedua sisi perbatasan dan meningkatkan kekhawatiran akan terjadinya perang habis-habisan.

Pesawat-pesawat tempur Israel melancarkan serangan setiap hari di Lebanon selatan dan sekitarnya, sementara Hizbullah terus menembakkan roket dan rudal ke Israel.

Bahkan sebelum serangan hari Jumat, jumlah korban tewas di Lebanon minggu ini telah meningkat menjadi setidaknya 720 orang, menurut Menteri Kesehatan Lebanon. Kementerian tidak membedakan antara pejuang dan warga sipil, namun mengatakan bahwa banyak perempuan dan anak-anak termasuk di antara korban tewas.

Staf Times Laura King melaporkan dari Washington.

Sumber