Jaringan berita Inggris tidak akan mampu melawan deepfake pada hari pemilu, kata bos ITN

Jaringan berita Inggris tidak akan mampu dengan cepat memberantas deepfake dan misinformasi yang berbahaya pada hari pemilu, kata CEO ITN.

Rachel Cope, yang telah menyampaikan keluhan kepada pemerintah tentang bahaya AI dalam pemberitaan selama berbulan-bulan, mengatakan bahwa periode sekitar tanggal 4 Juli “sangat memprihatinkan” karena aturan pelaporan yang ketat dan hanya berlaku pada Hari Pemilu.

Pada hari itu, outlet berita Inggris terpaksa berhenti meliput pemilu seperti yang telah mereka lakukan selama berminggu-minggu, dengan mengatakan, “Yang bisa kami lakukan hanyalah menunjukkan para pemimpin memberikan suara dan anjing-anjing di luar tempat pemungutan suara.” Yang harus kami lakukan hanyalah melakukannya, kata Mr Cope, yang mengawasi operasional berita untuk ITV, Channel 4 dan Channel 5 melalui ITN.

“Ada bahaya di sana karena jika Rishi Sunak melakukan tos terhadap Vladimir Putin dan hal itu menyebar, kita tidak akan bisa melawannya,” katanya kepada Deloitte dan Enders Media di London & Telecoms 2024 dan Beyond Conference, kata Jupp . “Jadi kami perlu berbicara dengan regulator, tapi kami tidak akan langsung turun tangan dan melawan. [deepfakes]”…Aku menganggapnya sebagai peringatan, tapi belum tentu sebagai solusi.”

Tahun lalu, Korporasi mengangkat isu seputar deepfake dan mendesak anggota parlemen untuk mempertimbangkan jurnalisme dalam perdebatan peraturan AI menjelang pemilihan umum Inggris berikutnya.

Setahun kemudian, Cope mengatakan bahwa “AI generatif telah mengubah pembicaraan,” dan bahwa melindungi jaringan berita dari deepfake “tidak boleh diserahkan kepada organisasi berita saja.”

Pernyataannya disampaikan saat ITN menandatangani kesepakatan dengan platform perlindungan AI Open Origins. Perusahaan tersebut akan memberikan 1,5 juta klip berita yang diarsipkan di ITN sebuah ID untuk menyatakan bahwa klip tersebut “ditulis oleh manusia dan mematuhi hak cipta,” kata perusahaan tersebut.

Ia mengatakan ITN akan terus secara aktif mempertimbangkan kesepakatan lisensi semacam ini, dan mengatakan bahwa kemitraan dengan Open Origins adalah yang pertama.

“Dangkal palsu”

Perusahaan Rachel

India

Perusahaan juga menyatakan keprihatinannya mengenai “pemalsuan dangkal”, dengan mengatakan bahwa gambar tersebut dapat sedikit dimanipulasi.

Misalnya, Anda dapat sedikit mengubah gambar atau video agar terlihat seperti seseorang sedang meringis padahal sebenarnya mereka sedang tersenyum.

“Pemeriksaan fakta adalah bagian penting dari ruang redaksi kami karena dampaknya terhadap pemberitaan sangatlah penting,” tambah Cope.

Sumber