Satu tahun lagi di Córdoba, sejarah, tradisi dan spiritualitas, pada hari Jumat Kesedihan

Di jalan-jalan berbatu di Córdoba, devosi kepada Perawan Kesedihan terwujud dengan intensitas yang unik, menandai hati dan jiwa sebuah kota kuno. Sejak dahulu kala, sosok Perawan Kesedihan telah menjadi mercusuar harapan dan penghiburan bagi umat beriman, menawarkan perlindungan di saat-saat sulit dan bimbingan di jalan iman.

Sejak fajar menyingsing, alun-alun ini dibanjiri oleh gelombang umat beriman yang berziarah untuk memberi penghormatan kepada Bunda Córdoba, Perawan Kesedihan. Suasananya dipenuhi dengan pengabdian dan semangat saat para umat menunggu patung yang dihormati itu meninggalkan Tempat Sucinya.

Saat mereka lewat, mata mereka dipenuhi dengan emosi dan rasa hormat, memberi penghormatan kepada Perawan yang melambangkan rasa sakit dan harapan bagi masyarakat Córdoba. Melalui mikrofon COPE, suara tokoh agama dan politik penting di kota tersebut bergema.

Dia Uskup Córdoba, Demétrio Fernández, berbagi refleksi tentang makna menjalani Pekan Suci dalam iman dan mengajak masyarakat memperdalam keyakinan dan tradisinya. Dalam homilinya yang dirayakan di Tempat Suci Kesedihan, pukul 11.00 WIB, beliau menyampaikan bahwa “Kami memiliki seorang Ibu yang menjaga kami di saat-saat sulit. Kita melihat hal ini dalam Penyaliban Tuhan kita, Dia berada di kaki Salib sampai akhir, seperti halnya seorang ibu. Dan itulah yang dia lakukan untuk kita.”

Demetrius Fernandez, Uskup Córdoba



Sumber

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here